Monday 3 August 2020

Demi Belajar Online, Bocah SMP Jualan Kue ke Kota, Jaraknya 80 Km



Namanya Sultan Zihan (15), pelajar kelas IX SMP Negeri Salopa asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Meski namanya Sultan, kehidupannya tidak selalu mudah.

Sultan menghadapi kesulitan saat harus menyesuaikan cara belajar baru dengan sistem online di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Sultan terpaksa keliling kampung sambil berjalan kaki untuk menjual kue onde-onde.

Hal itu dia lakukan supaya bisa mengumpulkan uang untuk membeli ponsel.

Menurut Sultan, ponsel tersebut nantinya akan dipakai untuk belajar daring atau sistem online di masa Pandemi Covid-19.

Selama ini, Sultan harus menumpang dengan teman-temannya yang memiliki ponsel pribadi.

Kebutuhan ponsel semakin mendesak.

Apalagi Sultan akan menghadapi ujian akhir.

Dia bercita-cita untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) di Tasikmalaya.

"Saya berjualan onde-onde keliling di Kota Tasikmalaya berjalan kaki. Saya berangkat di Salopa menumpang pakai motor teman saya. Motor disimpan di parkiran Dadaha, lalu saya berjalan kaki berjualan onde ke toko-toko dan warga kota," kata Sultan kepada Kompas.com, Senin (3/8/2020).
Menurut Sultan, setiap hari sekitar 200 buah onde-onde dibawa dari rumahnya setiap pagi.

Sultan baru kembali ke rumah pada sore hari.

Adapun jarak yang ditempuh cukup jauh.

Jarak dari rumah ke wilayah perkotaan Tasikmalaya sekitar 2 jam (lebih kurang 80km) apabila menggunakan motor.

Sultan mengaku baru 2 pekan terakhir berjualan onde-onde.

Tiap 1 buah onde dihargai Rp 2.000. Dari harga jual itu, dirinya mendapatkan keuntungan Rp 1.000.

"Kalau sehari, saya alhamdulillah bisa dapat Rp 200.000 keuntungannya. Kalau lagi beruntung, ada pembeli yang memborong bisa sampai beli 30 sampai 40 onde yang dibeli. Saya membawa onde dari orang lain," kata dia.

Selama ini, sang Ibu juga berjualan onde-onde. Namun, Ibunya hanya berjualan di wilayah Kecamatan Salopa saja, tidak sampai ke wilayah perkotaan.

Sedangkan, Ayahnya selama ini pun berjualan pemantik api secara eceran di wilayah Terminal Salopa.

"Saya coba membantu kedua orangtua untuk bisa membeli ponsel buat belajar online. Sekarang kan sudah beberapa bulan belajarnya tidak di kelas, tapi online di ponsel kalau sinyal bagus. Cuma saya belum punya Hp-nya. Mudah-mudahan saya berjualan onde di kota bisa mampu beli," ujar Sultan.

Seusai berjualan di kota, menurut Sultan, dia berusaha selalu membantu Ibunya untuk menyiapkan makan adik-adiknya.

Sultan selama ini bercita-cita ingin menjadi orang yang sukses dan berkecukupan seperti layaknya predikat sultan.

"Kalau saya sudah kaya dengan berjualan onde, saya mau bantu yang susah. Saya namanya Sultan Zihan Pak. Saya berusaha sembari giat belajar, tapi saya juga berjualan daripada bermain enggak jelas Pak," kata Sultan. (kmp)